Memasuki musim penghujan, beberapa daerah di Indonesia bersiap untuk menghalau bencana akibat curah hujan yang ekstrim. Salah satu daerah yang melakukan persiapan adalah Ciamis, dimana pada awal musim penghujan Badan Penanggulangan Bencana Daerah telah menghimbau Ciamis siaga bencana. Bencana yang dibawa musim penghujan pun, bisa mempengaruhi keselamatan dari warga Ciamis.
Masuki Musim Penghujan, Ciamis Bersiap

Melihat musim penghujan yang mulai memasuki beberapa daerah di Indonesia, Ciamis pun menghimbau warganya untuk terus waspada. Himbauan ini dikeluarkan oleh Badan Penanggulangan Bendana Daerah atau disingkat sebagai BPBD Ciamis, dimana berbagai bencana alam kemungkinan menyerang Ciamis.
Beberapa bencana alam yang patut untuk diwaspadai seperti puting beliung, longsor, banjir, hingga pergerakan tanah. Himbauan waspada ini dikeluarkan oleh BPBD Ciamis, karena musim hujan dengan membawa berbagai bencana kerap terjadi di masyarakat sekitar Ciamis. Bencana angin puting beliung yang kerap menerpa Ciamis pun, mampu menyumbangkan pohon dan mengakibatkan beberapa rumah warga tertimpa pohon tumbang tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Ciamis pun mengatakan, perlunya tindakan Ciamis Siaga untuk mengantisipasi bencana alam. Bahkan dikutip dari situs harapanrakyat.com, bencana pada Senin (2/12/2019) lalu Ciamis didera hujan deras dan angin kencang. Cuaca yang ekstrim tersebut membuat beberapa rumah warga Kecamatan Ciamis dan Sadanannya rusak akibat tertimpa pohon.
Pohon Tumpang Timpa Beberapa Rumah Warga Ciamis
Menurut Taruna Siaga Bencana atau disingkat dengan Tagana Ciamis, terdapat sejumlah rumah di Ciamis yang tertimpa pohon. Pihak Tanaga mendapatkan laporan, beberapa rumah yang tertimpa pohon diakibatkan oleh hujan lebat yang disertai dengan angin kencang. Ada dua rumah di Dusun Sukawening, Desa Tanjungsari, Sadananya yang rusak akibat tertimpa pohon.
Menurut informasi, kedua rumah tersebut tertimpa pohon sekitar pukul 16.00 WIB. Meskipun tidak memakan korban jiwa, namun kerugian yang diakibatkan mencapai jutaan rupiah. Selain sekitar Sadananya, kerusakan rumah akibat dari pohon tumbang juga dialami oleh warga wilayah Karangsari.
Pada wilayah Karangsari, Maleber, terdapat sebuah rumah yang tertimpa pohon sawo. Untungnya tidak ada korban jiwa, pada bencana tersebut. Sedangkan pada wilayah Sindangrasa, atap sebuah ruko Aladin dekat timbangan lama berterbangan akibat dari angin kencang. Dari banyaknya bencana yang menyerang Ciamis ini, Tagana Ciamis pun juga menghimbau agar masyarakat selalu waspada menghadapi musim penghujan.
Rumah Ustad Oni Tak Luput dari Bencana Pohon Tumbang
Curah hujan yang disertai dengan angin kencang nyatanya cukup membahayakan, kediaman dari Ustad Oni pun tak luput dari serangan bencana pohon tumbang tersebut. Dari banyaknya korban yang rumahnya tertimpa pohon, maka baik BPBD maupun Tagana Ciamis menyerukan Ciamis siaga bencana akibat cuaca yang ekstrim.
Peristiwa pohon tumbang yang dialami oleh Ustad Oni, terjadi pada sore hari. Kala itu hujan deras mengguyur wilayah Lingkungan Desa, Keluraan Benteng. Hujan deras yang terjadi disertai dengan angin kencang, menyebabkan pohon duku dekat dengan kediaman Ustad Oni pun tumbang dan menimpa rumahnya.
Hal yang patut disyukuri adalah, tumbangnya pohon terjadi ketika belum banyak anak yang datang ke rumah Ustad Oni. Padahal biasanya rumah dari Ustad bernama Oni Romdoni ini sering digunakan untuk kegiatan mengaji anak setempat. Meskipun tidak ada korban jiwa, sama seperti korban lainnya Ustad Oni pun mengalami kerugian jutaan rupiah.
Kerusakan paling parah dari kediaman Ustad Oni, terdapat pada bagian atap rumah. Bagian atap hancur akibat terkena pohon duku yang tumbang. Tak lama setelah tumbang, warga setempat pun bergotong royong untuk mengangkat dan mengevakuasi pohon duku dari rumah Ustad Oni. Para warga pun berharap adanya bantuan untuk perbaikan rumah Ustad Oni, karena kediaman tersebut juga dijadikan sebagai Madrasah anak – anak sekitar.
Kediaman dari Ustad Oni, memang menjadi satu-satunya tempat madrasah dari warga setempat. Biasanya murid madrasah yang belajar di rumah Ustad Oni, mencapai puluhan hingga ratusan. Ustad Oni pun mensyukuri tidak adanya korban ketika musibah terjadi, namun warga ingin rumah yang digunakan untuk belajar agama ini segera diperbaiki dan mendapat bantuan dari pemerintah.
Mengantisipasi Bencana Alam Banjir

Perihal Ciamis siaga bencana alam yang dihimbau beberapa pihak tersebut, BPBD pun mengatakan beberapa cara untuk mengantisipasi bencana alam. Pertama-tama, dihimbau para warga untuk membersihkan saluran air. Dengan membersihkan saluran air dari sumbatan sampah, maka dapat melancarkan aliran dari air hujan.
Selain membersihkan saluran air, sangat dianjurkan juga untuk mengeruk saluran air yang dangkal. Sehingga setiap slauran air dapat mengalirkan air hujan, serta menampung lebih banyak air dari hujan. Perlakuan untuk mencegah bencana memang cukup banyak, warga juga dihimbau untuk menormalkan tanggul air yang dibuat pada musim kemarau.
Untuk pemukiman yang berdekatan dengan bantaran sungai, hendaknya ikut memantai dan mewaspadai jika ada retakan pada bantaran sungai. Jika ditemukan sebuah keretakan meskipun itu tergolong kecil atau sedikit, segara laporkan ke pihak pemerintah setempat. Dengan penanggulangan yang cepat, maka kemungkinan terkena bencana pun dapat diminimalisir.
Mengantisipadi Bencana Alam Puting Beliung
Selain mengantisipasi bencana alam banjir, maka BPBD pun mengimbau Ciamis Siaga bencana puting beliung. BPBD meminta kesadaran dari masyarakat, untuk memotong atau memangkas pohon yang sekiranya cukup lapuk. Pohon yang lapuk tersebut sudah pasti sangat rentang roboh, jika terkena angin yang cukup kencang.
Dengan memotong beberapa pohon besar yang lapuk, dapat mengurangi potensi tumbangnya pohon dan menimpa bangunan di sekitar. Warga dapat membersihkan lingkungan sekitar, dan mencari beberapa pohon besar dan tinggi yang telah lapuk atau tua. Meskipun pohon tersebut memiliki batang yang lebar, namun tidak berarti akar pohon mampu menahan hembusan angin yang sangat kencang.
Selain itu Ciamis siaga bencana bagi mereka yang berada di daerah rawan pergerakan tanah, hendaknya warga terus melaporkan adanya retakan tanah kepada pemerintah setempat. Bila terdapa retakan tanah, warga dihimbau agar segera menutup retakan tersebut dan memadatkannya. Bagi masyarakat yang tinggal di kemiringan 40 derajat, sangat dianjurkan untuk mengolah lahannya dengan lahan kering dan bukannya lahan basah.
Memasuki musim penghujan, beberapa masyarakat di Indonesia bersiap untuk menghadapi berbagai masalah. Mulai dari penyakit yang bermunculan, hingga bencana alam akibat dari turunnya suhu maupun curah hujan yang tinggi. Pada awal musim penghujan pun, Ciamis telah mendapatkan berbagai bencana pohon tumbang. Oleh karena itu pihak BPBD pun segera menghimbau warganya untuk selalu waspada, dan melakukan pemeliharaan lingkungan.