Sejak dahulu, masyarakat Indonesia sudah terbiasa menggunakan benda-benda dari tembaga yang dihasilkan oleh pusat kerajinan tembaga. Hal ini dikarenakan bahan baku untuk membuatnya pun tidak sulit diperoleh karena di Indonesia terdapat daerah-daerah penghasil tembaga yang tersebar di beberapa provinsi.
Daerah Penghasil Tembaga di Indonesia

Walaupun tidak termasuk 10 besar dunia, Indonesia memiliki beberapa sumber penghasil tambang tembaga yang tersebar di beberapa provinsi. Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Cikotok, Kabupaten Lebak, Jawa Barat merupakan daerah penghasil tambang tembaga terbesar di Indonesia. Adapun daerah lain yang merupakan penghasil tembaga adalah sebagai berikut.
- Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara
- Provinsi Jambi
- Kabupaten Pacitan, Jawa Timur
- Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat
- Katingan, Kalimantan Tengah
- Provinsi Sulawesi Tengah
- Toli Toli dan Bone, Sulawesi Selatan
- Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua
Pusat Kerajinan Tembaga di Indonesia

Meski tambang tembaga terdapat di beberapa pulau besar di Indonesia, pusat pembuatan barang kerajinan dari logam berwarna khas ini lebih banyak ditemukan di Pulau Jawa. Dua di antaranya terletak di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah dan di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Pusat Kerajinan Tembaga di Tumang, Boyolali
Di daerah Tumang, Cepogo, Boyolali, Anda akan menemukan banyak sekali rumah yang digunakan sebagai tempat untuk membuat sekaligus memajang kerajinan tembaga. Tak hanya melihat produknya, Anda pun bisa menyaksikan proses pembuatannya secara langsung, bahkan memesan barang kerajinan sesuai keinginan.
Sejak tahun 1990-an, Boyolali telah dikenal sebagai pusat pembuatan barang-barang kerajinan dari tembaga. Barang-barang produksi Tumang tidak hanya dikenal berkualitas, tetapi juga memiliki nilai seni yang tinggi.
Dari waktu ke waktu, tempat ini terus berkembang pesat. Kini, Boyolali dikenal sebagai sentra kerajinan seni dari tembaga yang terbesar dan terkenal tidak hanya di Indonesia, tetapi hingga ke mancanegara. Hasil karya para pengrajin di sini juga sangat diminati oleh para pelancong dari Asia, Australia, Amerika, Eropa, dan Timur Tengah.
Pada mulanya, para pengrajin di tempat ini hanya memproduksi barang-barang keperluan rumah tangga, seperti dandang, cerek, dan kuali. Namun, seiring perubahan tren dan gaya hidup masyarakat yang terus terjadi, para pengrajin pun kemudian merambah ke barang-barang kerajinan yang lebih bernilai seni.
Contoh karya seni dari tembaga hasil kreasi para pengrajin Boyolali adalah ukiran, kaligrafi, lampu hias, pintu nabawi, kubah masjid, dan masih banyak lagi. Selain lebih banyak peminatnya, barang-barang seni dari tembaga memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan peralatan rumah tangga.
Adapun harga jual produk-produk tersebut berkisar dari Rp20 juta hingga Rp50 juta. Dengan harga jual tersebut, seorang pengrajin bisa meraup penghasilan hingga Rp200 juta per bulan. Tak pelak lagi, para pengrajin pun kemudian banyak yang beralih membuat jenis kerajinan seni.
Pusat Kerajinan Tembaga di Wirokerten, Bantul
Tak hanya di Jawa Tengah, di Yogyakarta pun terdapat sentra kerajinan dari tembaga, tepatnya di Dusun Mutihan, Desa Banguntapan, Kabupaten Bantul. Meski tidak sebesar Tumang, pusat kerajinan yang terletak di pinggiran Kota Gedhe ini memiliki daya tarik sendiri. Penyebabnya, apa lagi kalau bukan hasil kerajinannya yang memiliki kualitas bagus dan nilai seni yang tinggi.
Beberapa hasil seni dari tembaga yang dihasilkan oleh pengrajin di Bantul ini adalah patung Garuda Pancasila berukuran raksasa yang dipajang di Istana Negara dan Tugu Keris Siginjai raksasa di Kota Jambi.
Beberapa pengrajin yang terdapat di sentra kerajinan dari tembaga di Bantul ini memang mengkhususkan diri untuk membuat karya seni dari tembaga berdasarkan pesanan khusus. Biasanya, karya seni tersebut memiliki ukuran cukup besar dengan tingkat kerumitan yang tinggi.
Untuk membuat karya-karya seni tersebut, dibutuhkan lempengan-lempengan tembaga berukuran 2×1 meter. Ke atas lempengan tersebut ditempelkan pola kerajinan yang akan dibuat, kemudian dibentuk secara manual dengan tangan hingga menghasilkan karya yang indah.
Karena untuk mengerjakannya dibutuhkan waktu cukup lama, maka dalam setahun, mereka biasanya hanya menghasilkan dua hingga tiga karya besar. Selain itu, mereka juga membuat kerajinan yang berukuran lebih kecil, seperti barang-barang untuk dekorasi interior gedung atau logo instansi/perusahaan.
Untuk membuat karya yang cukup besar, dibutuhkan waktu hingga tiga bulan lamanya. Selain tergantung pada harga bahan baku, harga barang kerajinan yang dihasilkan juga ditentukan oleh ukuran dan tingkat kerumitannya.
Hasil produksi karya bangsa Indonesia sudah terbukti memiliki kualitas bagus sehingga diminati oleh banyak negara. Karena itu, sudah seharusnya pemerintah terus memberikan dukungan kepada pusat kerajinan tembaga yang sudah ada dan memperbanyak sentra kerajinan di kota-kota lain.